MEDIA NON PROYEKSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya keberadaan media muncul karena keterbatasan kata-kata, waktu,
ruang, dan ukuran. Ditambahkan juga bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai
sarana yang mampu menyampaikan pesan sekaligus mempermudah penerima pesan dalam
memahami isi pesan.
Sebagaimana yang kita ketahui komunikasi tidak akan berjalan tanpa adanya
bantuan dari sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan di
komunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan
oleh pengajar atau fasilitor atau sumber lain kedalam simbol-simbol komunikasi,
baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual. Dengan demikian media
pembelajaran visual ini kami gunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
SD dalam pembentukan keterampilan diri dalam kecepatan berhitung dasar.
Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas maka penulis menyusun makalah yang
bertema “Media Pembelajaran Visual“.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan media visual?
b) Sebutkan fungsi dan manfaat media visual?
c) Sebutkan beberapa pengenalan media visual?
d) Bagaimana cara membuat media visual?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
a) Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen pembimbing Rohman S.Pd
sebagai tugas akhir semester.
b) Untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang media pembelajaran visual
dalam pengajaran pada anak kelas II SD.
c) Untuk mengetahui adanya interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran Matematika.
1.4 Manfaat
Bagi penulis dan pembaca:
Dapat menambah ilmu pengetahuan, informasi dan motivasi yang baik dan bekal
menjadi seorang guru yang profesional dan berkompeten, dengan memanfaatkan
apapun yang dapat dijadikan sebagai media yang tepat demi kelancaran proses
belajar pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MEDIA NON PROYEKSI
Media pandang non proyeksi merupakan media yang sering digunakan dalam proses
belajar mengajar, baik yang berkarakter dua dimensi maupun tiga dimensi. Media
ini tidak memerlukan listrik ataupun menggunakan proyektor.
Media visual non proyeksi dapat menterjemahkan idea abstrak menjadi
lebih realistik. Memungkinkan pembelajaran berpindah dari tingkatan
simbol-simbol verbal menuju tingkatan yang lebih nyata berdasarkan kerucut
pengalaman Edgar Dale.
Media visual non proyeksi mudah digunakan karena tidak memerlukan banyak
kelengkapan, relatif tidak mahal. Banyak hal dapat dijalankan dengan sedikit
bahkan tanpa biaya. Dapat pula digunakan dalam berbagai tingkatan pendidikan
dan dalam berbagai disiplin ilmu. Dapat juga digunakan dalam hal menstimulasi
ekspresi kreatif, seperti penceritaan/penulisan cerita atau penyusunan puisi.
Pendidik dan dosen dapat menggunakan semua jenis media non proyeksi dalam tes
dan evaluasi . Media ini sangat akurat dan teliti dalam mengidentifikasi
manusia, tempat atau benda-benda lainnya. Beberapa media visual non proyeksi
dapat juga digunakan untuk kebutuhan kelompok kecil maupun kelompok yang lebih
besar. Sangat mungkin untuk memperbesar gambar-gambar hasil photo grafi, tetapi
itu merupakan proses yang relatif mahal. Sebuah foto dokumentasi dapat
memperlihatkan gambar lebih besar dalam sebuah kelompok.
Beberapa media visual non proyeksi membutuhkan perhatian khusus, karena gambar
simbolik dilengkapi gambar yang refresentatif, media harus menggambarkan
ruangan pengamatan untuk menghilangkan salah tafsir dari makna yang terkandung.
Ahli psikologi menemukan bahwa orang akan mengikuti untuk menggambarkan
keinginan mereka, rasa takut dan konsepsi sebelumnya dalam gambaran atau pesan
verbal yang kurang jelas.
2.2 FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA NON PROYEKSI
Media non proyeksi memiliki fungsi dan manfaat, yaitu untuk menyalurkan
pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari pendidik kepada siswa). Pesan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, serta dengan
simbol-simbol.
Kelebihan dari media non proyeksi adalah dapat menarik perhatian siswa dalam
proses belajar mengajar dan mempermudah menangkap materi yang diberikan, mudah
didapat, dan bentuknya bervariasi. Sedangkan kekurangannya adalah Tidak adanya
audio, lambat, kurang praktis dan lain-lain.
2.3 PRINSIP-PRINSIP MEDIA NON PROYEKSI
Adapun prinsip-prinsip media non proyeksi adalah sebagai berikut:
1. Teks dibaca secara linear
2. Menampilkan komunikasi secara satu arah dan reseptif
3. Ditampilkan secara statis atau diam
4. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan .
Berorientasi atau berpusat pada siswa.
Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam belajar yang
ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara individual. Sedang lembaga
pendidikan dan para pengajar berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja.
Sistem pendekatan yang berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa.
Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa
dapat membentuk gaya belajarnya masing-masing.
2.4 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MEDIA NON PROYEKSI
Kelebihan:
Dapat menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar dan mempermudah
menangkap materi yang diberikan, mudah didapat, dan bentuknya bervariasi.
Kelemahan:
Tidak adanya audio, lambat, kurang praktis dan lain-lain.
2.5 MACAM-MACAM MEDIA NON PROYEKSI
A. Model Realita/ Benda Nyata
Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut dapat dihadirkan di ruang
kelas, sehingga siswa dapat melihat langsung ke obyek.
Kelebihan dari media realita ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata
kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi
makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
Benda nyata – seperti koin, peralatan, artefak, tanaman dan binatang –
adalah beberapa materi yang paling mudah diakses, menggugah minat dan
melibatkan didalam penggunaan pendidikan. Gerbils (sejenis tikus kecil yang
ekornya panjang) yang menggambar awan di taman kanak-kanak, terrarium yang
memperkenalkan anak-anak sekolah menengah kepada konsep ekologi, pengumpulan
koin pada jaman penjajahan, katak yang dibedah di laboratorium biologi
perpendidikan tinggi; bayi sungguh-sungguh yang akan dimandikan di kelas
perawatan – ini hanya merupakan beberapa contoh potensi benda nyata untuk
menghapuskan ketidakjelasan dan untuk merangsang imajinasi. Dengan menjadi
konkret, benda-benda nyata hamper cocok didekat bagian bawah Kerucut Pengalaman
Daje, yang berarti bahwa mereka pada dasarnya sesuai bagi para pembelajar yang
menghadapi sebuah subyak yang dengannya mereka memiliki pengalaman langsung
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dalam matematika adalah bentuk kubus yang
langsung dibawa ke depan kelas.
B. Model
Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi
atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi
kendala tertentu sebagai pengganti realia. Sebuah model bisa lebih besar, lebih
kecil atau berukuran sama seperti obyek yang ia wakili. Hal ini mungkin lengkap
dalam perinciannya atau disederhanakan untuk tujuan pengajaran. Sesungguhnya
model-model dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang tidak dapat diberikan
oleh benda-benda yang sesungguhnya. Misal untuk mempelajari sistem gerak,
pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada
hewan.
Contoh dalam matematika adalah kerangka kubus yang menyerupai benda
sesungguhnya.
C. Media Grafis
Media Grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan
melalui penyajian kata- kata, kalimat atau angka- angka, dan symbol/ gambar.
Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian. Memperjelas penyajian ide,
dan mengilustrasikan kata- kata sehingga menarik perhatian dan diingat orang.
a. Gambar atau foto
Gambar/ foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/ foto merupakan
bahasa yang paling umum sehingga mudah dimengerti.
Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah:
1. Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit.
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3. Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat
usia berapa saja.
5. Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan
khusus.
Penggunaan Foto dalam Pembelajaran, yaitu :
1. Pergunakanlah foto untuk tujuan-tujuan pembelajaran yang spesifik, yaitu dengan
cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti atau
pokok-pokok pembelajaran. Sebab tujuan pokok itu akan mengarahkan siswa
kejelasan materi, keyterlibatan media secara langsung dengan materi dan
ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran semakin tinggi.
2. Memadukan foto dengan bahan belajar yang lainnya. Bahan belajar yang biasa
digunakan siswa diantaranya buku, modul, makalah, LKS, CD pembelajaran, poster
dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut perlu dilengkapi dengan foto yang berisi
ibjek realistis, dengan demikian akan menambah jelas bahan-bahan ajar tersebut,
menghindari persepsi yang beragam, dan menarik minat belajar siswa. Misalnya
buku dilengkapi dengan ilustrasi foto, CD interaktif disisipi foto, begitu juga
pembelajaran langsung (face to face) pendidik sesekali menunjukan foto yang ada
kaitannya dengan materi yang diajarkan.
3. Pergunakanlah gambar sesuai kebutuhannya tidak terlalu banyak, namun
memiliki relevansi tinggi dengan materi yang sedang diajarkan. Jumlah gambar yang
sedikit namun terpilih akan lebih baik dari pada gambar yang banyak tetapi
kurang memberikan makna. Ilustrasi foto yang berlebihan justru akan menganggu
konsentrasi dan fokus perhatian siswa akan terbagi kepada gambar-gambar
tersebut. Jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama.
4. Kurangilah penambahan kata-kata pada ilustrasi foto. Foto sangat penting
dalam mengembangkan kata-kata atau cerita atau gagasan baru. Misalnya pada
pelajaran sejarah, siswa dengan mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah
dan Jawa Timur menjelaskan mengapa bentuknya tidak sama apa ciri-ciri yang
membedakan satu dengan yang lainnya.
b) Sketsa
Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan
bagian-bagian pokoknya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian
peserta atau siswa juga dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas
penyampaian pesan.
a. Diagram
Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat
memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk.
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram
menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan
yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada.
Ciri-ciri dari sebuah diagram yang baik adalah:
1. Benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasan-penjelasan yang
perlu.
2. Cukup besar dan ditempatkan strategis.
3. Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke kanan
dan dari atas ke bawah.
b. Bagan/Chart
Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya secara bertahap
dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya
secara bertahap misalnya adalah flipchart atau hidden chart, sementara bagan
atau chart yang menyajikan pesannya secara langsung misalnya bagan pohon (tree
chart), bagan alir (flow chart), ataubagan garis waktu (time line chart).
Bagan atau chart Berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang
sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan
juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Dalam bagan biasanya kita menjumpai jenis media visual lain seperti gambar,
diagram, atau lambing-lambang verbal.
Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah:
1. Dapat dimengerti oleh pembaca.
2. Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit.
3. Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti perkembangan
jaman juga tidak kehilangan daya tarik.
Cara Menggunakan Bagan dalam Pembelajaran
a. Pemilihan Bagan. Bagan yang akan disajikan di kelas tentu saja harus
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Pendidik yang kreatif dapat
merancang bagan sendiri dengan terlebih dahulu menganalisis materi dan
mempersiapkannya untuk dibuat dalam bentuk bagan. Jika hal tersebut tidak
memungkinkan pendidik dapat memanfaatkan bagan yang sudah ada dengan cara
mencari bagan-bagan praktis yang sudah dibuatkan orang lain yang dijual secara
masal. Bagan yang baik haruslah memiliki kesesuaian dengan materi tidak miss
concept atau tidak terdapat kesalahan-kesalahan konsep, data atau informasi.
Selain itu harus menarik yang ditandai dengan pemilihan warna yang tepat,
harmonis dan tidak terkesan terlalu rame. Informasi yang disajikan dalam bentuk
teks memiliki keterbacaan tinggi (visual literacy) sehingga dalam jarak agak
jauh masih terbaca dengan baik.
b. Mempersiapkan ruang kelas. Sebelum media bagan disajikan pendidik sebaiknya
memperhatikan kondisi kelas. Apakah kelas cukup cahaya? Karena bagan adalah
media visual yang membutuhkan intensitas cahaya di ruangan yang cukup.
Perhatikan juga dimana bagan itu akan di tempel? Hal ini penting karena tidak
mungkin bagan terus dipegang oleh pendidik saat pendidik menerangkan, namun
perlu di tempel di dinding. Siapkan dinding yang kosong mudah untuk menempelkan
bagan tersebut dan pastikan posisinya dapat dilihat dari semua arah.
c. Mempersiapkan siswa. Dalam pembelajaran, siswa dapat didesain dengan
berbagai macam pola pengaturan, termasuk penggunaan bagan. Jika penggunaan
bagan untuk siswa dalam kelompok besar (big group) maka siswa dipersiapkan
dengan cara klasikal dan tidak perlu pengelompokan secara khusus. Sebaliknya
jika siswa perlu dikelompokan makan siapkanlah terlebih dahulu pola pengatuannya,
berdasarkan apa pengelompokannya, berapa jumlah masing-masing kelompoknya, dan
sebagainya sehingga jika pengaturan ini secara spontan dipikirkan oleh pendidik
pada saat di kelas akan menyita waktu. Dengan demikian pendidik perlu
memikirkannya dari awal sebelum pembelajaran dimulai.
d. Mempersiapkan pertanyaan dan penugasan yang mengaktifkan siswa. Hendaklah
pendidik mempersiapkan bentuk penugasan seperti apa yang dapat melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan bagan tersebut. Bagan tidak
berarti sepenuhnya milik pendidik sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi
namun, pelibatan siswa untuk mencari konsep dan pemahaman secara mendalam
melalui interaksi aktif harus pula dipikirkan oleh pendidik.
e. Penggunaan saat pembelajaran berlangsung. Tempatkan bagan sebagai pusat
perhatian siswa, pengalaman belajar yang diperoleh siswa sedapat mungkin di
sajikan melalui bagan, oleh sebab itu pastikan semua siswa dapat melihat secara
jelas dan terlibat secara langsung. Posisi pendidik berada pada tempat yang
representatif, dengan tatapan mata yang terbagi kesemua penjuru kelas, dengan
antusiasme mengajar pendidik dapat mengaktifkan siswa untuk belajar.
c. Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang mengguanakan titik-titik, garis atau gambar.
Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang
saling berhubungan secara singkat dan jelas.
Ada 4 jenis utama dari grafik: batang, bergambar, lingkaran dan garis.
1. Grafik batang mudah untuk dibaca dan dapat digunakan oleh umur pelajar
sekolah dasar. Tinggi batang adalah banyaknya ukuran yang akan ditunjukkan.
Luasnya adalah semua batang harus sama untuk menghindari kebingungan. Sebuah
batang dapat dibagi untuk menunjukkan bagian dari keseluruhan. Lebih baik
banyaknya batas menjadi pembanding untuk delapan atau kurang; sebaliknya grafik
menjadi kacau dan membingungkan. Grafik batang, sebuah satu skala grafik,
adalah cocok dan teristimewa untuk item pembanding yang sama di waktu yang
berbeda atau item berbeda di waktu yang sama; sebagai contoh, tinggi satu
tanaman melebihi waktu atau tingginya beberapa tanaman lainnya. Grafik batang
menunjukkan variasi hanya dalam satu dimensi.
2. Grafik gambar adalah sebuah alternatif dari grafik batang yang mana
unit-unit angka diwakili oleh sebuah gambar sederhana. Grafik gambar adalah
visualisasi yang menarik dan dapat menarik audiens dalam jumlah besar,
khususnya pelajar remaja. Bagaimanapun, mereka lebih sulit membaca daripada
grafik batang. Selama simbol gambar digunakan untuk mewakili banyaknya jumlah
yang spesifik, sebagian simbol digunakan untuk melukiskan banyaknya fraktorial.
Untuk membantu menghindari kebingungan dalam sebuah kasus, cetak nilai dibawah
atau ke kanan setiap garis pada gambar.
3. Grafik lingkaran relatif mudah untuk diterjemahkan. grafik pada tipe ini,
sebuah lingkaran dibagi kedalam bagian – bagian, tiap bagian mewakili atau
persentase dari keseluruhan. Satu jenis menggunakan grafik lingkaran untuk
melukiskan pemberian indek dollar. Kombinasi bagian-bagian dari sebuah grafik
lingkaran harus tentu saja sama dengan 100 persen. Daerah khusus yang menarik
dapat menjadi highlighted oleh ilustrasi dari keseluruhan.
4. Grafik garis merupakan ketepatan penuh dan kompleks dari semua grafik.
Grafik garis berdasarkan atas dua skala di dua sudut. Setiap titik mempunyai
sebuah nilai pada sebuah skala vertikal dan nilai pada skala horizontal. Garis
(atau kurva) adalah gambaran untuk menghubungkan titik-titik. Grafik garis
menunjukkan variasi dalam dua dimensi, atau bagaimana dua atau lebih unsur yang
berubah pada kelebihan waktu.
Penggunaan Grafik dalam Pembelajaran
o Grafik divisualisasikan dengan bantuan objek dalam bentuk garis, batang dan
gambar. Menampilkan pesan dala bentuk-bentuk seperti itu mempermudah penyerapan
informasi oleh siswa. Terlebih jika gambar-gambar tersebut sudah dikenali siswa
sebelumnya. Grafik paling baik digunakan oleh dalam pembelajaran pada materi
berupa ringkasan pelajaran setelah siswa memperoleh informasi lain dari
berbagai sumber baik buku atau penjelasan sebelumnya dari pendidik sendiri.
o Para siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami pesan yang disajikan
melalui grafik, hal tersebut disebabkan karena grafik sendiri bukan sesuatu
yang asing bagi siswa. Mereka sebelumnya mungkin melihat contoh grafik dari
majalah, koran tabliod atau internet. Namun yang terpenting grafik
menggambarkan informasi secara ringkas.
o Memperoleh grafik sekarang ini bukanlah sesuatu yang sulit. Sekedar
mencarikan contoh grafik pendidik dengan mudah dapat memperolehnya di majalah,
koran, dan internet. Jika grafik ingin disesuaikan dengan materi, maka dengan
mudah pendidik dapat membuatnya sendiri. Terdapat beberapa program aplikasi
melalui komputer untuk membuat grafik dengan mudah. Pendidik tinggal memasukan
data, memilih bentuk grafik yang dikehendaki, memilih warna dan langsung dapat
memiliki grafik yang menarik. Misalnya membuat grafik mellaui program Microsoft
Word, Excel dan powerpoint.
d. Kartun
Yaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang,
gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat.
Kegunaan kartun dalam pengajaran dapat memperjelas rangkaian isi bahan dalam
satu urutan logis atau mengandung makna.
Kartun sangat mudah dan cepat dibaca dan diminati anak-anak dan juga orang
dewasa. Kebanyakan isinya tentang kebijaksanaan prilaku. Anda sering
menggunakannya untuk membuat atau mengulangkan penekanan tujuan perintah. Apresiasi
dan penterjemahan begitupun, bisa tergantung pada pengalaman dan pemahaman
(penafsiran) dari si penafsir. Yakinkan karikatur gambar yang anda gunakan
untuk tujuan instruksi dalam pengalaman dan jajaran intelektual siswa anda.
Pemilihan kartun yaitu:
1) Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman.
2) Kesederhanaan.
3) Lambang yang jelas.
Penggunaan kartun yaitu:
1) Untuk motivasi.
2) Sabagai ilustrasi.
3) Untuk kegiatan siswa.
e. Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya.
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan
tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang
melihatnya.
Saran untuk mempersiapkan Poster:
1. Tentukan tema.
2. Menentukan kata yang paling cocok untuk memberikan judul atau slogan.
3. Sketch beberapa layout dan memutuskan yang terbaik.
4. Kumpulkan semua bahan yang dibutuhkan untuk mempersiapkan poster.
5. Siapkan lettering.
6. Tambahkan tujuan yang diinginkan.
7. Berikan sentuhan akhir dan menghapus tanda noda.
f. Papan planel
Papan Planel yaitu papan yang dilapisi kain flannel untuk menyajikan gambar
atau kata- kata yang mudah ditempel dan mudah pula diepas. Papan planel
merupakan media visual yang efektif dan mudah untuk menyampaikan pesan-pesan
tertentu kepada sasaran tertentu pula.
Kelemahan papan planel, antara lain sebagai berikut :
1. Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini tidak
menjamin pada “bahan yang berat”, karena dapat lepas bila ditempelkan.
2. Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel
tersebut akan berhamburan jatuh.
Kelebihan papan flannel, antara lain sebagai berikut :
1. Karena kesederhanaan papan flanel dapat dibuat sendiri oleh pendidik.
2. Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
3. Dapat memusatkan perhartian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan.
4. Dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala sesuatunya sudah
dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung.
g. Papan Buletin.
Papan Buletin berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
Papan ini adalah papan biasa tanpa dilapisi kain flannel. Gambar- gambar atau
tulisan- tulisannya biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau
alat penempel lainnya.
Kelebihan media grafis, antara lain sebagai berikut :
a. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang
disajikan.
b. Dapat dilengkapi dengan warna- warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
c. Pembuatannya mudah dan harganya murah.
Kelemahan media grafis, antara lain sebagai berikut :
a. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis
yang lebih kompleks.
b. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.
D. Media Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses
pencetakan/ printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesannya
melalui huruf dan gambar- gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang disajikan.
Jenis media bahan cetak diantaranya adalah :
1. Buku Teks
Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang
disusun untuk memudahkan para pendidik dan siswa dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan dan ruang
lingkup GBPP tiap bidang studi tertentu.
Dalam memilih sebuah buku sebaiknya diperhatikan hal- hal sebagai berikut :
a. Substansi materi.
b. Memiliki daya tarik.
c. Mudah dipahami.
d. Mudah dibaca.
2. Modul
Modul, yaitu suatu paket yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain
sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya
memiliki komponen petunjuk pendidik, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja
siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.
Dalam memilih modul sebaiknya diperhatikan hal sebagai berikut :
a. Substansi materi relevan dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Modul tersusun secara lengkap, paling tidak mencakup antara lain; judul,
pernyataan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, petunjuk
menggunakannya, informasi, langkah kerja, dan penilaian.
c. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi, klasifikasi,
prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
d. Padat pengetahuan.
e. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
f. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
g. Menuntun pendidik dan siswa sehingga mudah digunakan.
h. Beberapa modul dapat di download dari internet.
3. Bahan Pengajaran Terprogram
Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu program pengajaran individual, hampir sama
dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terprogram ini
disusun dengan topic- topic kecil untuk setiap bingkai/ halamannya. Satu
bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan
balikan/ respons dari pertanyaan bingkai lain.
Kelebihan media bahan cetak, antara lain :
1. Ketersediaan. Materi cetakan tersedia pada berbagai topik dan dalam beberapa
format yang berbeda.
2. Fleksibilitas. Mereka dapat disesuaikan dengan beberapa tujuan dan mereka
digunakan dalam lingkungan yang bercahaya.
3. Mudah dibawa. Mereka mudah dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain dan
tidak memerlukan peralatan atau listrik
4. Mudah digunakan. Materi cetakan yang dirancang dengan tepat mudah digunakan,
tidak memerlukan upaya khusus untuk “mengemudikan”.
5. Ekonomis. Materi cetakan relatif mahal untuk dibuat atau dibeli dan dapat
dapat digunakan lagi. Pada kenyataannya, beberapa diantaranya dapat diperoleh
secara cuma-cuma, seperti yang dijelaskan pada bagian berikutnya. Dapat
menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
6. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan,
minat, dan kecepatan masing- masing.
7. Akan lebih menarik bila dilengkapi dengan gambar dan warna.
8. Perbaikan/ revisi mudah dilakukan.
Kelemahan media bahan cetak, antara lain :
1. Tingkat Pembacaaan. Kekurangan pokok dari materi cetakan adalah bahwa mereka
ditulis pada tingkat pembacaan tertentu.
2. Pengetahuan awal. Walaupun buku teks pada umumnya lebih memperhatikan
pembaca, dengan bahasa yang jelas dan struktur kalimat yang sederhana, para
pembaca yang kekurangan pengetahuan prasyarat dapat berjuang untuk memahami
teks tersebut.
3. Ingatan. Beberapa pendidik menuntut siswa untuk mengingat beberapa fakta dan
definisi. Kegiatan ini mengurangi materi cetakan menjadi hanya alat Bantu
ingatan.
4. Kosakata. Beberapa teks memperkenalkan sejumlah istilah kosa kata dan konsep
dalam jumlah spasi yang pendek.
5. Presentasi satu arah. Karena kebanyakan materi cetakan bersifat interaktif,
maka mereka cenderung digunakan dengan cara yang pasif, seringkali tanpa
pemahaman.
6. Penentuan Kurikulum. Karang-kadang buku teks menentukan kurikulum bukan
digunakan untuk mendukung kurikulum. Buku teks seringkali ditulias untuk
mengakomodasi panduan-panduan kurikulum dari negara atau provinsi tertentu.
7. Penghargaan sepintas lalu. Komite pemilihan mungkin tidak meneliti buku teks
secara hati-hati. Karang-kadang buku teks dipilih dengan “tes ibu jari lima
menit” – apapun yang menangkap mata peninjau ketika ia menunjuk melalui buku
teks tersebut.
Saat menggunakan materi cetakan untuk pengajaran, salah satu peran utama
dari pendidik adalah untuk membuat para pembelajar terlibat dalam materi
tersebut. Salah satu tekniknya adalah untuk membuat para siswa menggunakan
metode “SQ3R”: Survei, Pertanyaan, Bacaan, Deklamasi, dan Tinjauan. Survei
menuntut siswa untuk menyaring melalui materi cetakan dan untuk membaca
tinjauan dan/atau rangkuman. Pada tahap Pertanyaan, siswa menulis sebuah daftar
pertanyaan untuk dijawab saat membaca. Pada tahap membaca siswa didorong untuk
mencari penyusunanm ateri, menempatkan kurung disekitar ide-ide pokok,
mendasari perincian yang mendukung dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis
pada langkah sebelumnya. Deklamasi menuntut mereka untuk mengetes dirinya
sendiri sambil membaca dan menguraikan isi tersebut dengan kata-katanya
sendiri. Tinjauan mengungkapkan bahwa siswa memperhatikan materi segera sesudah
membacanya, hari berikutnya, seminggu kemudian dan seterusnya. Teknik
pemanfaatan lainnya untuk materi cetakan meliputi pengarahan siwa untuk membaca
dengan tujuan atau pertanyaan dan menyediakan lembar kerja jika hal itu tidak
dicantumkan didalam materi. Anda sebaiknya menekankan penggunaan visual dalam
materi cetakan dan mengajari siswa untuk membaca visual-visual tersebut.
2.6 Pemeliharaan Media Non Proyeksi
Salah satu kelemahan dalam penggunaan visual non proyeksi di kelas adalah bahwa
mereka mudah kotor atau rusak ketika berpindah tangan dari satu murid ke murid
yang lain. Display yang berulang-ulang, penyimpanan dan pencarian kembali juga
mengakibatkan kerusakan dan robek. Mounting (penempelan) dan laminating adalah
dua teknik pemeliharaan yang paling efektif, dan dapat mempengaruhi efektivitas
visual proyeksi pengajaran.
1. Penempelan
Menempel visual non proyeksi diatas kertas konstruksi, kardus, atau materi
lainnya agar lebih awet. Warna materi penyusun sebaiknya tidak lebih menarik
daripada visualnya. Efek total dari penyusunan anda adalah rapi dan nyaman
dilihat. Berbagai macam lem, semen dan pasta tersedia untuk tujuan penyusunan.
Saat digunakan sesuai dengan petunjuk, hampir semuanya efektif. Akan tetapi
beberapa lem putih, mungkin menyebabkan kerutan pada gambar apabila perekatnya
sudah kering, khususnya jika digunakan dengan kekuatan penuh.
2. Rubber Cement Mounting (Penempelan Dengan Semen Karet).
Salah satu perekat yang paling umum digunakan untuk tujuan menempel adalah
semen kertas. Hal ini mudah digunakan dan lebih bersih daripada lem cair
lainnya. Kelebihan semen dapat dengan mudah dihapus, dan harganya murah.
Keuntungan yang kedua adalah bahwa kualitas perekat dari semen karet cenderungb
erkurang dalam periode waktu tertentu. Sentuhan yang terus menerus dengan udara
kering pada akhirnya dapat membuatnya kehilangan cengkeramannya
3. Dry mounting (Penempelan Kering).
Penempelan kering mempergunakan sebuah kertas yang dibuat secara khusus yang
diisi dengan perekat yang peka terhadap panas. Kertas ini tersedia dalam
lembaran dan roll. Jaringan penempel kering mengikat bahan penopang dengan
bagian belakang materi. Press dry-mount digunakan untuk memberikan panas dan
tekanan yang dibutuhkan untuk mengaktivasi perekat jaringan. Prosesnya berjalan
dengan cepat dan bersih, dan menghasilkan penempelan yang permanent dan
berkualitas.
Salah satu kelemahan dari dry mounting adalah harganya yang relatif mahal. Akan
tetapi ada kemungkinan untuk men – dry mount tanpa press dry-mount dengan
menggunakan setrika rumah tangga biasa.
4. Laminating
Laminating melindungi visual dari kerusakan dan robekan dengan menutupnya
menggunakan sebuah plastik yang bersih atau permukaan seperti plastik.
Laminating membantu melindungi visual dari robek, goresan dan jari yang lembab.
Laminating juga memungkinkan anda untuk menulis diatas visual anda dengan
pensil lemak atau pena yang dapat larut dalam air untuk tujuan pengajaran.
Kemudian tulisan itu dapat dengan mudah dihapus dengan kain atau spons basah.
Laminating dapat dikerjakan dengan sebuah press dry mount.
5. Pengarsipan dan Penyimpanan
Anda akan mengetahui bahwa memiliki system untuk pengarsipan, penyimpanan dan
pemerolehan kembali visual nonproyeksi anda akan sangat berguna. Sifat dari
sistem pengarsipan yang anda gunakan akan tergantung kepada jumlah visual non
proyeksi dalam kumpulan anda dan cara penggunaannya. System pengarsipan yang
paling sederhana biasanya meliputi pengelompokkan bahan-bahan menurut unit
pengajaran dimana hal itu digunakan.
Selain system pengarsipan yang dapat berfungsi dan wadah penyimpanan yang
berukuran tepat, anda seharusnya memiliki tempat yang bersih dan jauh dari
jangkauan untuk menyimpan visual anda saat mereka tidak digunakan. Lokasi
penyimpanan dapat berkisar dari laci built-in yang luas atau lemari arsip
sampai kardus sederhana atau karto
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Visual non proyeksi dapat menerjemahkan ide-ide abstrak kedalam format yang
lebih realistis. Mereka memungkinkan pengajaran untuk bergerak naik turun dari
tingkat symbol verbal dalam Kerucut Pengalaman Dales ke tingkat yang lebih
konkret.
Visual non proyeksi mudah digunakan karena mereka tidak memerlukan peralatan
apapun. Visual ini relatif murah. Beberapa diantaranya dapat diperoleh dengan
sedikit biaya atau tanpa biaya sama sekali. Visual dapat digunakan dengan
berbagai cara pada semua tingkat pengajaran dan pada semua disiplin ilmu.
Semua jenis visual non proyeksi dapat digunakan dalam ujian dan evaluasi. Pada
dasarnya mereka sangat membantu dengan tujuan untuk menuntut pengenalan tentang
orang, tempat atau benda. Beberapa visual non proyeksi hanya terlalu kecil
untuk digunakan didepan sebuah kelompok. Ada kemungkinan untuk memperbesar
suatu visual secara fotografis, tetapi dapat menjadi sebuah proses yang mahal.
Beberapa visual non proyeksi memerlukan perhatian khusus. Karena gambar-gambar
tersebut agak simbolis secara visual dan tidak menggambarkan dengan lengkap,
maka hal itu memberi ruang lebih banyak bagi yang melihat untuk membuat
kesalahan dalam menafsirkan makna yang diharapkan.
3.2 Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca bahwa Media Non Proyeksi
merupakan salah satu metode pengajaran Matematika yang bisa kita berikan kepada
siswa, tapi dalam aplikasinya tidak semua materi pembelajaran Matematika bisa
menggunakan media non proyeksi.