Sabtu, 26 September 2015

ALIRAN PRAGMATISME DALAM PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Secara umum pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belajar, pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan agar dapat secara aktif mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Di dalam filsafat ada beberapa aliran-aliran filsafat tentang pendidikan, salah satunya adalah aliran pragmatisme. Aliran pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.


B.  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.  Siapakah tokoh-tokoh yang menganut aliran pragmatisme ?
2.  Bagaimana pandangan tokoh-tokoh pragmatisme tentang pendidikan ?
3.  Bagaimana relevansi antara pandangan pragmatisme dengan situasi pendidikan di Indonesia saat ini ?

C.  Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1.  Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang menganut aliran pragmatisme.
2.  Untuk mengetahui pandangan tokoh-tokoh pragmatisme tentang pendidikan.
3.  Untuk memahami relevansi antara pandangan pragmatisme dengan situasi pendidikan di Indonesia saat ini.


BAB II
RIWAYAT HIDUP TOKOH-TOKOH PRAGMATISME

2.1 William James (1842-1910 M)
James lahir di New York City pada tahun 1842 M . Pendidikan formalnya yang mula-mula tidak teratur namun ia mendapat tutor berkebangsaan Inggris, Prancis, Swiss, Jerman, dan Amerika. Pada tahun1864 ia belajar ilmu kedokteran di Harvard Medical Scool.
Akan tetapi, ia kurang tertarik pada praktik pengobatan, ia lebih menyenangi fungsi alat-alat tubuh. Oleh karena itu, ia kemudian mengajarkan anatomi dan fisiologi di Harvard tahun 1875. Dan pada tahun 1910 ia meninggal dunia.  (Dalam Buku Fuad Ihsan : 2010)
2.2 John Dewey (1859-1952)
John Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun 1859. Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore ia menjadi guru besar di bidang filsafat dan kemudian juga di bidang pendidikan pada Universitas-universitas di Minnesota, Michigan, Chicago (1894-1904), and akhirnya di Universitas Colombia (1904-1929). Pada tahun 1952 ia pun meninggal dunia. (Dalam Buku : Dea)
2.3 Charles Sanders Peirce (1839 – 1914)
Charles Sanders Peirce dilahirkan pada 10 September 1839 di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Ia adalah seorang penulis yang bermula dari tahun 1857 sampai menjelang wafat. Ia bersekolah di Universitas Harvard dan lulus dari Harvard pada tahun 1859, serta menerima gelar Bachelor of Science dalam bidang Kimia pada tahun 1963.
Dari tahun 1859 sampai 1891 dia bekerja di U. S. Coast and Geodetic Survey, terutama mensurvei dan investigasi geodesi. Dari tahun 1879 sampai 1884, ia juga mengajar Logika di Departemen Matematika Universitas Johns Hopkins. Pada masa itu Departemen Matematika dipimpin oleh matematikawan terkenal, J. J. Sylvester. Dan ia meninggal pada 19 April 1914 di Milford, Pennsylvania Amerika Serikat. (Tersedia pada : http://recha-history.blogspot.com/2013/01/filsafat-pragmatis.html).
2.4  George Herbert Mead (1863-1931)
Mead lahir pada tanggal 27 Februari 1863 di daerah Hadley Selatan, Massachusertts. Ketika masih berumur 7 tahun, George Herbert Mead masuk fakultas teologi di Oberlin Ohio dari tahun 1879-1883, kemudian dari tahun 1887-1888 ia belajar di harvard pada seorang filsuf bernama Josiah Royce.
Mead lebih dikenal sebagai seorang pakar teori sosial ketimbang seorang filsuf, terutama karena ketertarikannya yang berlebihan kepada teori-teori sosial.Ia menganut agama Kristen, yang merupakan seorang kristen yang baik, yang percaya bahwa kesaksian Kristen selalu dilahirkan dalam sikap-sikap pelayanan pada kepentingan umum. Dan akhirnya ia meninggal dunia pada tahun 1931.(Tersedia pada : http://recha-history.blogspot.com/2013/01/filsafat-pragmatis.html­).



BAB III
PANDANGAN TOKOH-TOKOH PRAGMATISME TENTANG PENDIDIKAN

3.1 William James (1842-1910 M)
James memperkenalkan ide-idenya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia beranggapan, bahwa masalah kebenaran tentang asal dan tujuan hakikat terlalu teoretis, ia menginginkan hasil-hasil yang konkret. Dengan demikian, untuk mengetahui kebenaran dari ide atau konsep haruslah diselidiki konsekuensi-konsekuensi praktisnya.(Dalam Buku Achmadi Asmoro : 2014).
3.2  John Dewey (1859-1952 M)
 John Dewey  menyatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata. Filsafat tidak boleh larut dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang kurang praktis, serta tidak ada faedahnya. Oleh karena itu filsafat harus berpijak pada pengalaman dan mengolahnya  secara kritis.
 Menurutnya tidak ada sesuatu yang tetap. Manusia senantiasa bergerak dan berubah. Jika mengalami kesulitan, segera berpikir untuk mengatasi kesulitan itu. Maka dari itu berpikir tidak lain dari pada alat        (instrumen) untuk bertindak. Kebenaran dari pengertian dapat ditinjau dari berhasil tidaknya mempengaruhi kenyataan. (Dalam Buku Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani : 2008).



3.3  Charles Sanders Peirce (1839 – 1914)
Dalam konsepnya ia menyatakan bahwa, sesuatu dikatakan berpengaruh bila memang memuat hasil yang praktis. Pragmatisme tidak hanya sekedar ilmu yang bersifat teori dan dipelajari hanya untuk berfilsafat serta mencari kebenaran belaka, namun bukan juga metafisika yang tidak pernah memikirkan hakekat dibalik realitas, tetapi konsep pragmatisme lebih cenderung pada tataran ilmu praktis untuk membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi manusia.(Tersedia pada : http://kristianawidi.blogspot.com/2012/02/makalah-pragmatisme.html).
3.4 George Herbert Mead (1863-1931)
Mead berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki kesadaran akan dirinya. Mead juga mempunyai sebuah pandangan bahwa yang dipentingkan oleh individu adalah kepuasan. Karena itu untuk mempelajari pola tingkah laku itu sesungguhnya sebagai proses untuk mencari kepuasan dan pragmatisme merupakan ciptaan praktis yang berhubungan dengan kondisi aktual dunia. (Tersedia pada :  http://syailarizatagebuch.blogspot.com/2011/02/george-helbert-mead.htm).

     BAB IV
RELEVANSI PANDANGAN PRAGMATISME DENGAN SITUASI PENDIDIKAN DI INDONESIA SAAT INI

Aliran pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
Matematika merupakan penalaran logika dengan menggunakan pola pikir secara praktis. Dimana penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi haruslah sesuai dengan kebenaran yang ada. Matematika lebih menekankan pembuktian yang logis.
Berdasarkan pandangan diatas, dapat disesuaikan dengan situasi pendidikan di Indonesia saat ini, khususnya dalam bidang matematika bahwa matematika memfokuskan pada kekuatan individu untuk meraih solusi kreatif terhadap masalah yang dihadapi secara benar dan praktis.


BAB V
PENUTUP

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belajar, pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan agar dapat secara aktif mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya.
Matematika merupakan penalaran logika dengan menggunakan pola pikir secara praktis. Dimana penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi haruslah sesuai dengan kebenaran yang ada. Matematika lebih menekankan pembuktian yang logis.
Aliran pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
Berdasarkan pandangan diatas, dapat disesuaikan dengan situasi pendidikan di Indonesia saat ini, khususnya dalam bidang matematika bahwa matematika memfokuskan pada kekuatan individu untuk meraih solusi kreatif terhadap masalah yang dihadapi secara benar dan praktis.





DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, A. Fuad. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Hakim, Atang abdul., Beni Ahmad saebani. Filasafat Umum Dari Metologi
   Sampai Teofilosi. Bandung : CV Pustaka Setia, 2008.
Asmoro, Achmadi. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rajawali Pers, 2014.
Tafsir, Ahmad. Filsafat Ilmu. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Kristianawidi. 2012. Makalah Pragmatisme (online). Tersedia pada : http://kristianawidi.blogspot.com/2012/02/makalah-pragmatisme.html. Di akses pada hari Jum’at, 08 Mei 2015.
Tagebuch, Syailariza. 2012. George Helbert Mead (online). Tersedia pada:http://syailarizatagebuch.blogspot.com/2011/02/george-helbert-mead.html. Di akses pada hari Jum’at 08 Mei 2015.







                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar